Kemajuan zaman dan teknologi mempercepat dan memperluas jangkauan globalisasi. Adapun Selo Soemardjan mengungkapkan, globalisasi adalah sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan juga komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda pada pada masa ini. Era globalisasi membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai budaya dan keagamaan yang berkembang di seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena, nilai-nilai Pancasila harus terus dikembangkan agar tetap relevan dan menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara efektif untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila adalah melalui kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah.

Organisasi PKN Andasya menginisiasi program-program positif untuk membentuk karakter siswa. Raissa Haya Fadiya siswa kelas XI-3 dan Almira Hasna Salsabila siswa kelas X6 menjadi salah satu bagian dari organisasi ini, mereka mengajak para siswa untuk menerapkan kebiasaan baik ini.

Kegiatan keagamaan tidak hanya meningkatkan keimanan dan ketakwaan para siswa, tapi juga memperkuat sikap toleransi, gotong-royong, juga kepedulian sosial yang sejalan dengan sila-sila dalam Pancasila. SMA Negeri 1 Boyolali telah menerapkan berbagai program yang dapat mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada siswa di era globalisasi, di antaranya:

1. Infak "One Day One Thousand".
Melalui kegiatan infak dengan konsep "One Day One Thousand" pada setiap harinya. Para siswa diajarkan untuk menumbuhkan rasa empati dan peduli terhadap sesama. Hal tersebut sesuai dengan sila kedua Pancasila, yakni Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

2. Zakat Fitrah.
Menjelang hari raya Idulfitri, SMA Negeri 1 Boyolali mengadakan pengumpulan zakat fitrah. Dibantu dengan ekstrakulikuler rohis KARISMA, zakat fitrah tersebuat kemudian akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal tersebut sesuai dengan sila kelima Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

3. Jumat Muslimat.
Ketika siswa putra melaksanakan salat Jumat, seluruh siswi Muslim berkumpul di aula untuk mendengarkan kajian materi, mendiskusikan ajaran agama, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta menanamkan nilai kebersamaan. Hal ini mencerminkan sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, dalam memperkuat persatuan dan kebersamaan di lingkungan sekolah.

4. Literasi Kitab Suci.
Setiap Jumat pagi, sebelum kelas dimulai, seluruh siswa menyempatkan diri untuk membaca kitab suci agama masing-masing. Dengan rutin memahami dan mengkaji kitab suci, siswa diajarkan mengenai nilai-nilai kebaikan, kedamaian, dan toleransi. Hal ini mencerminkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menciptakan harmoni dalan umat beragama.

5. Penggalangan Dana untuk Sesama.
Melalui "Andasya Berbagi" para siswa dilatih untuk peduli terhadap sesama dengan menyumbangkan sedikit rezeki yang dimiliki. Hal ini mencerminkan sila kedua dan kelima Pancasila, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab serta Keadilsn Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila dapat diwujudkan dalam praktik nyata di tengah arus globalisasi melalui pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut.

Kepala SMA Negeri 1 Boyolali, bapak Bambang Prihantoro, S.Pd, M.M, mengungkapkan pendapatnya mengenai pentingnya kegiatan keagamaan dalam membangun karakter siswa:
"Inovasi siswa ini memberi dampak positif yang sangat signifikan, terbukti saat ini banyak siswa siswa yang lebih membiasakan diri untuk program tersebut tanpa paksaan, sangat mencerminkan wujud dari Profil Pelajar Pancasila."

Salah satu siswa kelas 12, Wakhida, juga memberikan komentar terhadap adanya kegiatan ini:
"Makasih banget si sama temen-temen yang kasih inovasi ini, aku pribadi pastinya support banget, karena menurutku kegiatan ini bikin lingkungan sekolah jadi semakin positif. "

Dengan adanya kegiatan keagaamaan yang terintegrasi dengan nilai-nilai Pancasila juga pembiasaan diri, siswa akan berkembang menjadi pribadi yang religius sekaligus warga negara yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan empatik, selaras dengan nilai-nilai Pancasila yang perlu dilestarikan di tengah arus globalisasi.